Selasa, 28 Agustus 2012

Mengharukan


Ketika Jenazah Romo Casutt SJ, dibawa memasuki bengkel yang juga dulu saya pernah belajar disini, saya terharu. Beliau setia, konsisten mengunjungi untuk melihat para siswa belajar. Bahkan pagi sebelum beliau meninggal dunia, 2 kali mengunjungi bengkel. Tanda kecintaan pada pendidikan teknik di Indonesia. Total untuk pendidikan generasi muda Indonesia


Ini adalah email Romo Casutt SJ kepada sdr Rodion, teman kita yang memilik ikatan emosional khusus dengan beliau. Email yang ditulis pada bulan Juli 2012, beberapa saat sebelum beliau kembali ke rumah Bapa.


Dear Rodion Wikanto,

Kaum hatte ich das terrain von Jakarta betreten, als schon ein Flugblatt mich erreichte und alles Gute zu meiner Gesudheit wuenschte.  Ja, ich war seit meiner Krankheit etwas mitgenommen worden.
Ich mochte nicht mehr essen und fuehlte,  dasss die Kraefte immer mehr abnahmen.
Mein Gewicht betrug gerade noch 54 kg. mit Kleidern und Schuhen in begegriffenn.  Dreimal stuerzte ich zu Boden.  Das erste  mal  glitt  ich auf der steinernen Treppe von oben nacvh unten.  Zum 'Glueck konnte ich mich am Rahmen festhalten. Die zwei letzen Male stuelpte ich in der Kapelle ueber die Gestuehle.  Da niemand in der Kapelle war, hatte ich die groesste Schwierigkeit wieder auf meine 'Beine zu kommen.   Man beschloss mich in den ersten Stock zu holen, um ein gleiches abzuwenden. Zur Sicherheit musste ich nach Jogja gefahren werden, um ein Roentgenbild herstellen zu lassen.  Zum Glueck fehlte an den Knochen nicht viel, und ich musste einigemale hinhalten.
Das war auch mein kleiner Ausflug nach West-Java.  Gegenwaertig "spaziere" ich an Stoecken.  Es geht auch so. Ich wuerde mich freuen, Dich wieder einmal zu sehen.

Mit vielen Gruessen an Dich und die Kollegen Dein

J. Casutt

--

Dear Rodion Wikanto,

Hampir tidak pernah lagi saya ada di Jakarta selain selebaran/ berita yang saya terima dan harapan bagi kesehatan saya yang baik. Ya, sejak saya sakit, saya ditarik.
Sekarang selera makan saya hilang dan merasa tenaga saya berangsur-angsur menurun. Berat badan saya sudah sampai 54 kg termasuk sepatu dan pakaian saya. 3 kali saya jatuh ke lantai. Pertama kali saya terpeleset di tangga batu dari atas ke bawah. Untungnya saya dapat memegang frame tangga. Kedua kali saya tersandung bebangkuan di kapel. Karena tidak ada orang di Kapel, saya mengalami kesulitan untuk bangun. Untuk menghindari kejadian-kejadian itu lagi, diputuskan saya pindah ke lantai dasar.
Untuk memastikan tidak ada apa-apa pada saya, saya dibawa ke Yogyakarta untuk menjalani x-ray. Untungnya, tidak ada yang membahayakan tulang-tulang saya. Banyak hal harus saya tunda termasuk perjalanan saya ke Jawa-Barat (mungkin maksudnya Cikarang - red). Sekarang saya berjalan dengan memegang tongkat. Itu baik juga. Saya akan senang bertemu kamu lagi.

Salam untuk kamu dan teman-teman kamu.

J. Casutt


SELAMAT JALAN ROMO CASUTT SJ. saya sempat amat dekat dengan romo ketika wawancara untuk buku, ada tertawa dan keharuan ketika romo menceriterakan perjalanan hidup romo. Terima  kasih saya sempat mengenal romo, dan terima kasih atas berkat yang selalu romo berikan setelah wawancara. Martin Teiseran.





Tidak ada komentar: