Dear Atmiwan,
Saya punya pisau victorinov kira-kira 15 pcs dan saya mau jual kalo eceran 1pcs= 350 rb dan kalo beli semua 1 pcs = 300 rb.
mungkin ada yang tertarik? buat para engineer pasti butuh...
Please call me : ++62 818 79 06 79.
Thanks
Tri
Mas Sri,
Mudah2an 'vonis' anda bisa langsung ditanggulangi dengan olahraga dan
diet. Kalau memang disebabkan factor 'U' coba saja resep diet-nya Ko
Martin. Aku sendiri, meskipun tak terlalu fanatik, selalu memakai
oatmeal sebagai makan harian. Kalau setahun sekali-dua nyate dengan
teman2 mestine OK bukan?
Kemarin ngobrol2 dengan Floret dan Sian Yu, ternyata mereka sregep
olahraga tennis dan badminton, respectively. Aku sendiri dengan ajeg
olah raga jalan/jogging. Disini aku lihat banyak sekali yang olahraga
tai-chi dan taiso setiap pagi.
Salam,
liep
Saya sengaja jam
Sebagaimana rutin pola saya, maka jam 21 saya sudah tertidur, kendati belum nyenyak. Tapi mesti tidur, kalau tidak maka bisa tidak tidur sampai jam
Pagi saya bangun, jalan dan menyiapkan 5 sendok oatmeal dengan air mendidih segelas penuh. Pagi tadi saya campur dengan juis sebuah mangga besar, lumayan. Kebiasaan ini sudah berjalan 4 tahunan, Puji Tuhan, kemarin trait mile kata dokter tidak ada penyumbatan di pembulu darah, darah cukup baik, hanya HDL agak rendah……
Nah ini kondisi kami yang menjelang usia 60 puluhan, dan itu sangat ketara ketika menerima berita:
Kalau dari atmi-solo@yahoogroups.com beritanya penawaran barang, lowongan kerja.
Dari : atmi1234@yahoogroup
Pak Martin yth,
Selamat natal dan Tahun Baru juga semoga tetap semangat dan menyemangati
teman2 yang lainnya, salam buat angkatan 1234, mudah2an selalu dilindungi
oleh Tuhan YME, dan yang sedang sakit, semoga bisa disembuhkan serta
dijauhkan dari sakit penyakit.
Salam,
Tony Sartono ( XI)
Prinsip Kehidupan Tertinggi Pada Kondisi Tersulit
Penulis: Gao Xingyu
Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini rumah tidak mengirimi uang ke David lagi. Di kantong David hanya tersisa 1 keping dollar saja. David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh dananya yaitu satu keping uang logam itu ke dalam telepon.
”Halo, apa kabar,” telpon telah tersambung, ibu David yang berada ribuan km jauhnya berbicara.
”David dengan nada agak terisak berkata: “Mama, saya tidak punya uang lagi, sekarang lagi bingung karena kelaparan.”
”Ibu David berkata: “Anak tersayang, mama tahu.”
Sudah tahu kenapa masih tidak mengirim uang? David baru saja hendak melontarkan dengan penuh kekesalan pertanyaan tersebut kepada sang ibu, mendadak merasakan perkataan ibunya mengandung sebuah kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tidak beres, ia cepat-cepat bertanya: “Mama, apa yang telah terjadi di rumah?”
Ibu David berkata: “Anakku, papamu terkena penyakit berat, sudah lima bulan ini, tidak saja telah meludeskan seluruh tabungan, bahkan karena sakit telah kehilangan tempat kerjanya, sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini tidak mengirimimu uang lagi.” Mama sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepadamu, tetapi kamu sudah dewasa, sudah saatnya mencari nafkah sendiri.”
Ibu David berbicara sampai disitu, tiba-tiba menangis tersedu sedan.
Di ujung telepon lainnya, air mata David juga “tes”, “tes” tak hentinya menetes, dan ia berpikir: Kelihatannya saya harus drop out dan pulang kampung.
David berkata kepada ibunya: “Mama, kamu jangan bersedih, saya sekarang juga akan mencari pekerjaan, pasti akan menghidupi kalian.”
Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujuh keliling. Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai, jikalau memiliki uang, barang 8 atau 10 dollar saja, maka David mampu bertahan hingga liburan tiba, kemudian menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja menghasilkan uang.。Akan tetapi sekarang 1 sen pun tak punya, mau tak mau harus drop out. Pada detik ketika David mengatakan “Sampai jumpa” kepada ibunya dan meletakkan gagang telpon itu sungguh luar biasa menyakitkan, karena prestasi kuliahnya sangat bagus, selain itu ia juga menyukai kehidupan di kampus fakultas perdagangan Arlington tersebut. Sesudah meletakkan gagang telpon, pesawat telpon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh, David dengan terkejut dan terbelalak menyaksikan banyak keping dollar menggerojok keluar dari alat itu. David berjingkrak kegirangan, segera menjulurkan tangannya menerima uang-uang tersebut.
Sekarang, terhadap uang-uang itu, bagaimana menyikapinya? Hati David masih merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri, 100% boleh, satu: Karena tidak ada yang tahu, dua: Diri sendiri betul-betul sedang membutuhkan. Namun bolak-balik dipertimbangkan, David merasa tidak patut memilikinya。 Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batin hebat, David memasukkan salah satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon.
Mendengar penuturan David, nona pelayanan umum berkata: “Uang itu milik perusahaan telepon, maka itu harus segera dikembalikan (ke dalam mesin telepon)”
Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus memuntahkannya kembali.
”Sekali lagi David menelepon pelayanan umum yang berkata: "Saya juga tak tahu harus bagaimana, sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan.“
Nada bicara David yang sendirian dan tiada yang menolong memancarkan getaran kesepian dan kuyu, nona pelayanan umum sangat dapat merasakannya, menilik perkataan dari ujung telepon dia merasakan seorang asing yang bermoral baik sedang perlu dibantu.
Tak lama kemudian, nona pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu. ” Dia berkata kepada David: “Saya telah memperoleh ijin dari atasan yang berkata uang tersebut untuk anda, karena perusahaan kami saat ini tidak punya cukup tenaga, tak ingin demi beberapa dollar kusus mengirim petugas ke sana.”
”Hore!” David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu secara sah dan gamblang menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama menghitungnya, total berjumlah 9 dollar 50 sen. Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan nanti.
Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus sepanjang jalan. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.
Dalam sekejap liburan telah tiba, David telah memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket. Pada hari tersebut, David menjumpai boss perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. Si boss supermarket memberitahu David boleh datang bekerja setiap saat, tidak hanya pada liburan saja, sewaktu kuliah dan tidak terlalu sibuk juga boleh bergabung, karena boss supermarket merasa David adalah orang yang tulus dan jujur, terutama adalah orang yang seksama, membenahi gudang mutlak bisa dipercaya.
David bekerja dengan sangat giat, boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa kasihan. Si boss memberinya upah dobel.
Sesudah menerima gaji, David mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu, karena pada saat itu David sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu semester berikutnya.
Sesudah 1 bulan, uang dikirim balik ke David. Sang ibu menulis di dalam suratnya: “Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa mempertahankan hidup.” Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan."
Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski orang tuanya menahan lapar, juga tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu.
Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit menenangkan gejolak hatinya.
Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David membuka sebuah perusahaan, tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $ 100.000. Ia senantiasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum. Ia menulis
Boss perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan
20 tahun telah berlalu, bagaimana dengan David sekarang? Di kota Chicago – Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai sebuah bilik telepon umum, itu adalah gedung perusahaan ADDC. Pendiri perusahaan ADDC, presiden direktur saat ini, ialah David. David, selain itu juga adalah salah satu penyumbang terbesar untuk badan amal.
Kiriman : Tony Sartono XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar